Pahami Cara Mengisi Kohort Ibu Hamil Terbaru, Manual dan Digital (2024)

Kohort ibu hamil merupakan salah satu instrumen penting dalam sistem kesehatan Indonesia. Melalui pengisian kohort yang akurat dan tepat waktu, petugas kesehatan dapat memantau kondisi ibu hamil dan janin, mendeteksi risiko komplikasi, serta memberikan pelayanan kesehatan yang optimal.

Bingung cara mengisi kohort ibu hamil? Ini dia tips dan panduan lengkap mengisi kohort ibu hamil.

Perkembangan terbaru dalam pengisian kohort ibu hamil dengan adanya format elektronik atau e-Kohort. Format ini menawarkan beberapa kelebihan dibandingkan dengan formulir manual, seperti:

• Pengisian data yang lebih cepat dan mudah.
• Berkurangnya kemungkinan kesalahan input data.
• Data yang tersimpan secara terpusat dan dapat diakses dengan mudah.
• Peningkatan efisiensi pengumpulan dan analisis data.

Melansir dari situs Pusat Pengetahuan SIKOMPAK Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), berikut cara pengisian kohort ibu hamil terbaru.

Cara mengisi kohort ibu hamil

Kohort ibu hamil dapat diisi secara manual atau elektronik. Berikut adalah cara pengisian kohort ibu hamil secara manual:

1. Isi nomor urut.
2. Isi nama pasien (ibu hamil).
3. Isi nama suami/keluarga pasien (ibu hamil).
4. Isi alamat pasien (ibu hamil).
5. Isi tanggal lahir pasien (ibu hamil).
6. Isi pendidikan terakhir pasien (ibu hamil).
7. Isi tanggal HPHT (hari pertama haid terakhir).
8. Isi tanggal kedatangan pasien (ibu hamil).
9. Isi tanda cek "V" untuk status obstetri (pernah/tidak).
10. Isi tanda cek "V" untuk status paritas (pernah/tidak).
11. Isi tanda cek "V" jika jarak kehamilan sebelumnya di bawah 2 tahun.
12. Isi tanda cek "V" jika umur ibu hamil di antara 25 hingga 35 tahun.
13. Isi tanda cek "V" jika tinggi badan ibu hamil di antara 165 hingga 180 cm.
14. Isi tanda cek "V" jika mengalami komplikasi di kehamilan sebelumnya.
15. Isi tanggal dan hasil pemeriksaan K-1 (pemeriksaan kehamilan pertama, dilakukan di umur kehamilan 0-4 minggu dari tanggal HPHT).
16. Isi tanggal dan hasil pemeriksaan K-2 (pemeriksaan kehamilan kedua, dilakukan di umur kehamilan 3-4 minggu dari tanggal pemeriksaan K-1).
17. Isi tanggal dan hasil pemeriksaan K-3 (pemeriksaan kehamilan ketiga, dilakukan di umur kehamilan 4-5 minggu dari tanggal pemeriksaan K-2).
18. Isi tanggal dan hasil pemeriksaan K-4 (pemeriksaan kehamilan keempat, dilakukan di umur kehamilan 5-6 minggu dari tanggal pemeriksaan K-3).
19. Isi tanggal dan hasil pemeriksaan K-5 (pemeriksaan kehamilan kelima, dilakukan di umur kehamilan 7-8 minggu dari tanggal HPHT).
20. Isi tanggal dan hasil pemeriksaan K-6 (pemeriksaan kehamilan keenam, dilakukan setelah nifas atau pasca kelahiran).
21. Isi nilai ANC (antenatal care) yang nantinya akan dijadikan indikator kelahiran.

Cara pengisian kohort ibu hamil secara elektronik

Pengisian kohort ibu hamil secara elektronik dapat dilakukan dengan menggunakan sistem e-Kohort KIA. Sistem ini merupakan bentuk digitalisasi dari buku kohort atau register kohort yang selama ini dipakai petugas kesehatan untuk mendata pasien ibu hamil yang ada di wilayah tertentu.

Pengisian e-Kohort kurang lebih sama dengan bentuk register kohort. Bedanya, petugas kesehatan yang berwenang cukup memasukkan data ke dalam sistem e-Kohort sehingga tidak perlu menulis dan menyimpan data pasien secara manual.

Berikut adalah langkah-langkah cara pengisian e-Kohort ibu hamil terbaru:

1. Persiapan

• Pastikan perangkat yang digunakan (komputer, tablet, atau smartphone) terhubung Internet.
• Buka aplikasi e-Kohort yang telah disediakan oleh Kementerian Kesehatan.
• Login ke aplikasi menggunakan akun yang telah terdaftar.

2. Mengisi data

• Masukan data dasar ibu hamil, seperti nama, tanggal lahir, alamat, dan nomor telepon.
• Isi data suami atau keluarga ibu hamil.
• Masukan data kehamilan, seperti tanggal terakhir menstruasi dan perkiraan tanggal persalinan.

3. Mengisi kunjungan kehamilan

• Setiap kali ibu hamil melakukan kunjungan ke fasilitas kesehatan, data kunjungan harus diisikan ke dalam e-Kohort.
• Data yang harus diisi meliputi: tanggal kunjungan, berat badan ibu hamil, tekanan darah, tinggi fundus uteri, denyut jantung janin, dan hasil pemeriksaan laboratorium lainnya.
• Jika terdapat risiko komplikasi, data tersebut harus diisikan secara detail.

4. Mengisi data persalinan dan nifas

• Setelah ibu hamil melahirkan, data persalinan harus segera diisikan ke dalam e-Kohort.
• Data yang harus diisi meliputi: tanggal dan waktu persalinan, tempat persalinan, penolong persalinan, jenis persalinan, berat badan bayi, dan jenis kelamin bayi.
• Data nifas juga harus diisikan secara berkala, meliputi: tanggal kunjungan, berat badan ibu nifas, tekanan darah, involusi uterus, dan pemberian ASI.

5. Pelaporan

• Data yang telah diisikan ke dalam e-Kohort akan secara otomatis tersimpan di server pusat.
• Petugas kesehatan dapat mengakses data tersebut kapan saja dan dari mana saja.
• Data tersebut dapat digunakan untuk membuat laporan dan analisis mengenai kesehatan ibu dan anak.

Manfaat pengisian kohort ibu hamil

Pengisian kohort ibu hamil memiliki beberapa manfaat, antara lain:

• Membantu petugas kesehatan untuk mendeteksi dan mencegah masalah kesehatan ibu hamil.
• Membantu petugas kesehatan untuk merencanakan kehamilan selanjutnya.
• Membantu pemerintah untuk menyusun kebijakan dan program kesehatan ibu dan anak.

Cara pengisian kohort ibu hamil terbaru, baik secara manual maupun melalui aplikasi elektronik, telah memberikan kemudahan dan efisiensi dalam memantau kondisi ibu dan bayi selama masa kehamilan.

Dengan data yang lengkap dan akurat, petugas kesehatan dapat memberikan pelayanan kesehatan yang lebih optimal kepada ibu hamil.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik diSINI. Gratis!

(pri/pri)